h1

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KEMUNDURAN FISIK LANSIA TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI DUSUN KALITEKUK SEMIN WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA 2008

3 Mei 2009

SUBI RAHAYU

A. Latar Belakang Masalah

Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1980 penduduk indonesia berjumlah 147,49 jiwa, meningkat menjadi 179,38 juta jiwa pada tahun 1990, dan diproyeksikan menjadi sebesar 210,439 juta jiwa pada tahun 2000. Penduduk Indonesia pada tahun 2010 diproyeksikan sekitar 235 juta jiwa, dengan perubahan struktur umur penduduk muda menjadi struktur umur penduduk tua (Dep. Kes, 2000).

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah. Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratiodependency). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia lanjut. (Wirakartakusuma dan Anwar 1994) memperkirakan angka anjut pada tahun 1995 adalah 6,93% dan tahun 2015 menjadi 8,74% yang berarti bahwa pada tahun 1995 sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 7 orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 100 penduduk produktif harus menyokong 9 orang usia lanjut yang berumur 65 tahun ke atas. Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis, artinya mereka mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang negatif.

Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lanjut usia mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perubahan : (1) perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan, dan kulit, (2) perubahanbagian dalam tubuh seperti sistem saraf : otak, isi perut : limpa, hati, (3) perubahan panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan (4) perubahan motorik antara lain berkurangnya kekuatan, kecepatan dan belajarketerampilan baru. Perubahan-perubahan tersebut pada umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka. Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-hari.

Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko mengalami gangguan kesehatan. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik. Disabilitas fungsional pada lansia merupakan respons tubuh sejalan dengan bertambahnya umur seseorang dan proses kemunduran yang diikuti dengan munculnya gangguan fisiologis, penurunan fungsi, gangguan kognitif, gangguan afektif, dan gangguan psikososial.

Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik–biologis, mental maupun sosial ekonomi. Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemanpuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat mengakibatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan oarang lain. Lanjut usia tidak saja ditandai dengan kemunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental.

  1. Semakin lanjut seseoarang kesibukan sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak pada ke bahagiaan seseorang. Pada usia mereka yang telah lanjut, sebagian dari para lanjut usia tersebut masih mempunyai kemampuan untuk bekerja. Permasalahan yang mungkin timbul adalah bagaimana memfungsikan tenaga dan kemampuan mereka tersebut didalam situasi keterbatasan kesempatan kerja (Nugroho,2000).

Keadaan fisik merupakan faktor utama dari kegelisahan manusia. Kekuatan fisik, pancaindera, potensi dan kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap-tahap tertentu (Prasetyo,1998). Dengan demikian orang lanjut usia harus menyesuaikan diri kembali dengan ketidak berdayaannya. Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa serangan penyakit seperti gangguan pada sirkulasi darah, persendian, sistem pernafasan, neurologik, metabolik, neoplasma dan mental. Sehingga keluhan yang sering terjadi adalah mudah letih, mudah lupa, gangguan saluran pencernaan, saluran kencing, fungsi indra dan menurunnya konsentrasi. Masalah mental psikologi yang dijumpai antara lain sumber penghasilan yang menurun karena sudah tidak produktif lagi, kehilangan sebagian / seluruh sumber pendapatan, yang biasanya aktif bekerja menjadi tidak mampu lagi untuk bekerja karena mengalami kemunduran fisik. Hal ini sesuai dengan pendapat Joseph J. Gallo (1998) mengatakan untuk menkaji fisik pada orang lanjut usia harus dipertimbangkan keberadaannya seperti menurunnya pendengaran, penglihatan, gerakan yang terbatas, dan waktu respon yang lamban. Dengan menurunnya berbagai kondisi dalam diri orang lanjut usia secara otomatis akan timbul kemunduran kemampuan psikis. Salah satu penyebab menurunnya kesehatan psikis adalah menurunnya pendengaran. Dengan menurunnya fungsi dan kemampuan pendengaran bagi orang lanjut usia maka banyak dari mereka yang gagal dalam menangkap isi pembicaraan orang lain sehingga mudah menimbulkan perasaan tersinggung, tidak dihargai dan kurang percaya diri.

Secara individu pengaruh proses ketuaan menimbulkan berbagai masalah baik secara  fisik, mental, maupun sosial ekonomianya. Dengan menurunnya fungsi berbagai organ, maka usia lanjut menjadi rentan penyakit baik yang bersifat kronik akut maupun kronik ( hayati, 1998 ). Lebih dari 80% penduduk usia lanjut menderita penyakit fisik yang mengganggu fungsi mandirinya. Sejumlah 30% terutama depresi dan kecemasan. Data prevalensi depresu pada lansia di Indonesia diperoleh oleh ruang rawat akut geriatrik dengan kejadian depresi sebanyak 76,3 %. Proporsi pasien dengan depresi ringan adalah 44,1 sedangkan dengan depresi sedang sebanyak 18%, depresi berat 3,2%.Studi untuk populasi di indonesia tengah dikabupaten Balikpapan, Kalimantan Barat pada tahun 2003 dengan subyek sebanyak 401 orang lansia. ( Setyohadi, 2006).

Masalah kemunduran fisik pada lansia sangatlah berpengaruh pada keadaan mental. Apabila seseorang sudah tidak bisa lagi melakukan aktivitasnya, tentunya dia akan merasa depresi dengan keadaaan yang dialami. Sehingga penyuluhan atau pendidikan kesehatan sangat penting diberikan pada lansia dan keluarga guna mengurangi tingkat depresi yang sangat berpengaruh pada keadaan mental seorang lansia. Hal tersebut tentunya juga sangat dibutuhkan oleh seorang lansia dalam menghadapi masalah kesehatan khususnya masalah kemunduran fisik yang akan dan telah terjadi di masa tuanya. Dengan adanya pendidikan kesehatan yang diberikan dapat mengurangi tingkat kecemasan keluarga dan lansia itu sendiri dalam menjalani masa tua dan perubahan fisik yang terjadi sehingga lansia akan merasa nyaman dalam menjalani kehidupan di hari tuanya dan masih  tetap mampu melakukan kegiatan yang disenangi walaupun hanya dilakukan di tempat dengan keadaan fisik yang mengalami kemunduran. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara memotifasi keluarga untuk mefasilitasi serta memberikan dorongan dan dukungan penuh pada lansia tersebut.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan di dusun Kalitekuk, Semin, Gunungkidul, Yogyakarta pada  tanggal 28 Februari 2008 diperoleh data jumlah lansia yang mengalami kemunduran fisik sebanyak 50 orang. Berdasarkan data yang telah diperoleh dengan cara mewawancarai 12 lansia, maka didapatkan data bahwa terdapat gejela-gejela depresi pada lansia. Dari 12 lansia tadi semua menyatakan mengalami gejala-gejala depresi karena kemunduran fisik.  7 orang lansia menyatakan perasaannya sedih karena sudah tidak bisa lagi pergi kesawah, 4 orang menyatakan bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi karna mudah jatuh dan mudah lelah sehingga tidak lagi memiliki pendapatan, 1 orang menyatakan sudah tidak bisa lagi mengikuti kegiatan sosial yang ada di masyarakat karena mudah lelah.  Sehingga dari data yang telah diperoleh, dapat disimpulkan adanya sebuah masalah mengenai kemunduran fisik dan tingkat depresi pada lansia di dusun tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas, maka rumusan penelitian adalah Bagaimana Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Kemunduran Fisik Lansia terhadap Tingkat Depresi pada lansia di dusun Kalitekuk Semin Gunung Kidul Yogyakarta 2008.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian meliputi

a)      Tujuan umum

  • Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang kemunduran fisik lansia terhadap tingkat depresi pada lansia di dusun Kalitekuk, Semin, Gunungkidul, Yogyakarta 2008.

b)      Tujuan khusus

  • Diketahuinya  tingkat depresi pada lansia yang terjadi di dusun Kalitekuk, Semin, Gunumgkidul, Yogyakarta 2008.
  • Diketahuinya  kemunduran fisik yang terjadi pada lansia di dusun Kalitekuk, Semin, Gunungkidul, Yogyakarta 2008.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

a)      Bagi Masyarakat di dusun Kalitekuk, Semin, Gunungkidul.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan untuk dapat memahami lebih lanjut mengenai kemunduran fisik pada lansia.

b)      Bagi ilmu keperawatan Gerontik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para perawat dalam menegakkan asuhan keperawatan pada lansia.

c)      Bagi lansia di dusun Kalitekuk, Semin, Gunungkidul.

Hasil penelitian diharapkan dapat membantu para lansia untuk lebih menyadari bahwa setiap manusia pasti akan mangalami kemunduran fisik

E. Ruang lingkup Masalah

a)      Variabel yang diteliti

Penelitian dibatasi dengan dua variabel yaitu pedidikan kesehatan tentang kemunduran fisik lansia sebagai variabel yang mempengaruhi dan tingkat depresi sebagai variabel yang di pengaruhi.

b)      Responden

Responden hanya dibatasi pada lansia berumur diatas 60 tahun, dengan kemunduran fisik yang mengalami depresi dan berada di dusun Kalitekuk, Semin, Gunung Kidul,Yogyakarta 2008.

c)      Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di dusun Kali Tekuk Semin Gunung Kidul, Yogyakarta, 2008.

d)      Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada periode bulan Mei – Juni 2008

  1. Keaslian Penelitian

Penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang kemunduran fisik lansia terhadap tingkat depresi, sejauh peneliti telusuri, peneliti belum menemukan penelitian serupa, tetapi ada penelitian yang selingkup yaitu:

a)      Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oloh Nisman (1998). Penelitian tersebut mengenai karakteristik lanjut usia dan tingkat kemandirian lanjut usia dalam aktivitas dasar dan instrumen sehari- hari di panti werdha hanna Yogyakarta. Dengan hasil yang dapat didapat semakin tua umur lansia ketergantungan semakin tinggi.

b)      Penilitian yang dilakukan oleh Widiatmoko (2001). Mengenai korelasi dukungan sosial dengan derajat depresi pada pasien lanjut usia di poliklinik geriatri RSUP dr. Sarjito Yogyakarta. Hasil yang didapat adanya dukungan sosial menurunkan derajat depresi pada lanjut usia.

c)      Penelitian  yang dilakukan oleh Pertiwi (2001) tentang kesepihan ditinjau dari aktivitas dan tempat tinggal orang lansia pensiun yang bertipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Lokasi penelitian ini di kotamadya Mataram, subyek penelitian ini sebanyak 79 orang lansia dengan rentang usia 60-72 tahun. Pengambilan data dengan skala untuk mengetahui tingkat kesepian subyek dan kecenderungan yang dimiliki oleh subyek. Data dianalisis dengan analisis variasi 3 jalur. Hasil yang diperoleh adalah tidak adanya perbedaan yang signifikan antara lansia aktif dan tidak aktif. Lansia yang berkepribadian ekstrovert menunjukkan tingkat kesepian lebih rendah (M=40,375) dari pada lansia yang berkepribadian introvert (M=45,596).

d)      Penelitian yang lain oloh Wulandari (2003) mengenai faktor-faktor yang menyebabkan depresi pada lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta unit Abiyiso. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksplorasi dengan pendekatan coss sectional, sebanyak 41,18 orang sebagai sampel .Instrumen yang digunakan adalah GDS (Geriatric Despression Scale). Hasil yang adalah faktor yang terbesar yang menyebabkan timbulnya depresi adalah kehilangan yang masing-masing punya pengaruh sebesar 74,40 %. Sedangkan faktor yang mempengaruhi timbulnya depresi adalah faktor kekecewaan yaitu sebesar 63,69 %.

Persamaan dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti tentang aktifitas, karasteristik lansia dan penyebab Depresi pada lansia. Perbedaan pada penelitian ini, penelitian akan mencari pengaruh pendidikan kesehatan tentang kemunduran lansia terhadap tingkat depresi. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pendidikan kesehatan tentang kemunduran fisik pada lansia dan yang menjadi variabel terikat adalah tingkat depresi dengan menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian non equivalent control group. Untuk mengetahu pengaruhnya digunakan rumus paired T-test.

Ingin mendapatkan lengkapnya hubungi : stikes_smart@ymail.com atau tinggalkan pesan Anda

8 komentar

  1. Mohon batuannya, ibu mengambil teori siapa untuk mengukur kemunduran fisik dalam penelitianya, mohon ditampilkan semua penelitiannya bu, mau buat sebagai bahan pelajaran dan perbandingan


  2. saya ingin tahu yg selengkaonya sebagi referensi
    mohon bantuanya ,, makasi


  3. mas/mbak bisa minta refrensinya??


  4. saya ingin memperoleh beberapa skripsi tentang lansia dan imunisasi balita….gimana carax…..please report unt referensi skripsi saya


  5. kalau bisa dalam pembuatan skripsinya lengkap dengan bab 1 sampai bab 4, beserta jurnal nya.
    makasi…….


  6. saya ingin tau lebih jelas dan lengkap tentang skripsi yang di tulis oleh ibu subi rahayu,untuk membantu dalam penelitianku,,makasih sebelumnya …………..mhon bantuannya


  7. ada gk mba judul analisa dukungan klg thd kemampuan kognitif pada lansia


  8. saya ingin tau skripsi yang ditulis oleh Ib. Subi Rahayu secara lengkap, karena akan saya jadikan sebagai keaslian penelitian, mohon bantuannya.
    terima kasih.



Tinggalkan komentar